MANUVERNEWS.COM | BEKASI – Setelah munculnya pemberitaan dugaan kejanggalan anggaran Penyertaan Modal BUMDes Wibawamulya terbit edisi 22 November 2025 kemarin, alih-alih memberikan klarifikasi, Kepala Desa Wibawamulya Firman Ruly Zaelani dan Sekretaris Desa Ahmad Nurfajri justru memilih bungkam, Serta tidak ada penjelasan yang meninggalkan publik dalam gelombang tanda tanya yang semakin besar.
Sikap diam ini mencolok, mengingat temuan awal menunjukkan bahwa Dana Desa Wibawamulya dari 2023–2025 mencapai Rp 4.366.776.000, namun pola pengalokasiannya dinilai tidak wajar dan sarat indikasi permainan anggaran.
Bagian paling disorot adalah anggaran Penyertaan Modal BUMDes yang bukan hanya muncul setiap tahun, tetapi terus meningkat tanpa laporan hasil usaha yang transparan.
Data realisasi penyertaan modal:
2023 : Rp 100.000.000 (disalurkan dalam tiga tahap)
2024 : Rp 140.950.000
2025 : Rp 150.611.000
Dalam tiga tahun, total penyertaan modal mencapai Rp 391.561.000.
Pertanyaannya: BUMDes apa yang terus disuntik modal tetapi tak pernah mengumumkan laba atau kontribusi ke PADes?
Sumber internal menyebutkan bahwa BUMDes terkesan hanya menjadi “wadah penyaluran anggaran” tanpa adanya aktivitas usaha yang nyata.
“Kalau BUMDes memang berjalan dan menghasilkan, kenapa setiap tahun minta modal lagi dan malah naik? Ini aneh. Jangan-jangan cuma dijadikan proyek,” ujar salah satu narasumber kepada manuvernews.com.
Kecurigaan tidak berhenti di BUMDes. Sejumlah kegiatan ketahanan pangan juga menunjukkan pola anggaran yang tidak konsisten dan patut dipertanyakan.
Totalnya mencapai Rp 362.065.500, namun tidak jelas di mana hasilnya, bagaimana keberlanjutan programnya, atau siapa penerima manfaatnya.
Upaya konfirmasi dilakukan redaksi manuvernews.com melalui seluler kepada Sekdes Ahmad Nurfajri, namun tidak ada respons, Kepala Desa Firman Ruly Zaelani juga tidak memberikan keterangan apa pun hingga berita ini ditayangkan.
Diamnya dua pejabat kunci ini justru mempertegas dugaan bahwa ada sesuatu yang sengaja disembunyikan.
Bahkan, dalam beberapa pemberitaan media lokal, Kepala Desa Wibawamulya kerap kali menunjukan sikap tidak bersahabat, dengan cara sering kabur saat ada kehadiran LSM ataupun media masa dikantor desa.
Sumber meminta agar Inspektorat Kabupaten Bekasi turun tangan melakukan audit komprehensif terhadap
Kinerja BUMDes Wibawamulya, Laporan penggunaan anggaran Dana Desa, Realisasi program ketahanan pangan yang diduga janggal.
“Transparansi dan akuntabilitas menjadi tuntutan utama, terutama karena Dana Desa adalah uang negara yang wajib dipertanggungjawabkan,“kata sumber.
Tanpa penjelasan dari pihak desa, dugaan penyimpangan semakin menguat dan kepercayaan publik terhadap Pemerintah Desa Wibawamulya kian tergerus.
(RED/ARS)
