BekasiBerita Nasional

Pengadaan di UPTD BLK Kabupaten Bekasi Diduga Bermasalah, Kepala UPTD Ridwan Beralasan “HP Error” Saat Dikonfirmasi

MANUVERNEWS.COM | BEKASI – Dugaan kejanggalan dalam pengadaan sarana dan prasarana di UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Bekasi tahun anggaran 2023–2024 kembali mencuat. Tim Manuvernews.com memperoleh data resmi dari Renja Perubahan Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi, serta keterangan dari sumber internal yang menyebut adanya indikasi mark up, penggunaan barang berkualitas rendah, hingga proses serah terima yang dinilai janggal.

Data resmi mencatat:

Pengadaan Sarana Pelatihan UPTD BLK

2023: 20 unit – Rp 100.000.000

2024: 25 unit – Rp 100.000.000

Pemeliharaan Peralatan & Mesin Lainnya

Tercatat 5 unit – Rp 26.350.000

Pemeliharaan/Rehab Gedung

Tercatat 8 unit – Rp 50.000.000

Program lain:

Pengadaan Sarana Pelatihan Kerja – 16 unit dengan pagu Rp 245.690.000

Namun fakta di lapangan, berdasarkan laporan, dan kesaksian sumber, menyebutkan bahwa alat pelatihan seperti mesin jahit, komputer, alat las, kaos peserta, hingga sertifikat kelulusan, kualitasnya sangat jauh dari nilai anggaran yang tertera.

Sumber menyebut, “Barangnya murah, kualitas kelas bawah, tapi nilai anggarannya tinggi. Ini jelas tidak wajar.”

Media Ajukan 15 Pertanyaan Resmi, Kepala UPTD Tak Memberikan Jawaban

Sebagai bentuk kontrol sosial, Manuvernews.com mengirimkan surat permintaan konfirmasi resmi kepada Kepala UPTD BLK Kabupaten Bekasi, Ridwan, terkait dugaan:

ketidaksesuaian jumlah unit,

kualitas barang yang tidak sebanding dengan pagu,

dugaan spek diturunkan,

dugaan BAST ditandatangani tanpa pemeriksaan,

penggunaan pagu besar namun hasil tidak dapat dimanfaatkan peserta,

pemeliharaan alat yang tidak tampak hasilnya,

hingga dugaan tidak transparannya proses pengadaan.

Namun Ridwan, saat dikonfirmasi melalui sambungan seluler, justru memberikan jawaban yang mengejutkan. Ketika dihubungi, ia tidak memberikan klarifikasi apa pun dan hanya menyampaikan alasan bahwa handphone miliknya sedang error.

Respons tersebut menimbulkan tanda tanya besar, mengingat konfirmasi yang diajukan media menyangkut penggunaan uang negara dan hak publik untuk mendapatkan penjelasan.

Pertanyaan-Pertanyaan yang Belum Dijawab Pihak UPTD

Beberapa pertanyaan yang hingga kini tak dijawab oleh Ridwan dan pihak UPTD BLK antara lain:

Apakah benar 20 unit (2023) dan 25 unit (2024) sudah direalisasikan?

Mengapa kualitas alat pelatihan yang ditemukan jauh di bawah standar?

Siapa yang menandatangani BAST dan atas dasar penilaian apa?

Apa saja komponen 16 unit sarana yang menelan anggaran Rp 245 juta?

Mengapa alat yang diklaim dipelihara setiap tahun justru memburuk?

Apakah ada penurunan spesifikasi dari dokumen kontrak?

Apakah UPTD BLK siap membuka dokumen pengadaan jika diminta publik?

Pertanyaan tersebut sampai kini tidak memperoleh satu pun jawaban resmi.

Publik Berhak Mengetahui

Dugaan mark up, penggunaan barang murah, hingga proses pemeliharaan fiktif adalah isu serius. Apalagi program BLK seharusnya menjadi titik penting pemberdayaan tenaga kerja, bukan ladang permainan anggaran.

Ketidakmampuan Kepala UPTD memberikan jawaban, bahkan dengan alasan “HP error”, semakin menguatkan kekhawatiran adanya hal yang disembunyikan.

Manuvernews.com akan terus mengikuti isu ini dan menunggu jawaban resmi dari pihak terkait. Dalam waktu dekat, redaksi juga akan menelusuri dokumen kontrak, RUP, dan BAST dari Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi untuk kepentingan publik.

(ARS/RED)

Related posts

Miris!!! Program Indonesia Pintar Dijadikan Alat Kampanye di Wilayah Bekasi Timur, Bahyudin : Masyarakat Jangan Takut Melaporkan

Admin Manuver News

Peduli Bekasi Raya, PWI Kembali Serahkan Bantuan Untuk Keluarga Wartawan

Admin Manuver News

KETUA PC BPPH PP KABUPATEN BEKASI MENGUCAPKAN SELAMAT HARI SUMPAH PEMUDA KE-97

Admin Manuver News